Pria yang tinggal di Kampung Bojong, RT07 RW 20, Depok Timur ini mengatakan hanya 20 warga yang tercatat pihak RT untuk mendapatkan bantuan pemerintah.
Ketika tahu tidak masuk dalam 20 keluarga yang dapat bantuan, dia pun tidak berbuat banyak.
Bertanya kepada pihak RT enggan dilakukan karena tahu hasilnya akan percuma.
“Belum sempat tuh (bertanya). Saya pikir buat apalah Memang enggak dapat,” ucap dia.
Tidak heran dia lebih suka peras keringat sendiri daripada menanti bantuan yang tak pasti.
Hingga saat ini, banting tulang di aspal jalanan menjadi pilihan satu-satunya yang bisa Didi lakukan.
Berharap uang hasil mengantar barang atau penumpang bisa menjadi penyelamat dalam kondisi serba sulit seperti sekarang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Didi Maryadi Mengais Rezeki di Tengah Pandemi, Hanya Dapat Rp 17.000 Sehari"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR