Gridmotor.id - Keseriusan virus corona di India membuat anggota polisi langsung bertindak tegas.
Setelah India memberlakukan lockdown mulai 24 Maret 2020 selama 3 minggu ke depan.
Dari situ, polisi India siap sedia berjaga selama masa darurat virus corona.
Bahkan, petugas kepolisian di sana enggak ragu menghukum warga yang bandel.
Baca Juga: Perang Lawan Covid-19, Polisi Semprot Disinfektan ke Semua Pengendara Motor di Surabaya
Baca Juga: Asik, Pengendara Motor Bukan Dirazia SIM dan STNK, Satlantas Polrestabes Medan Gelar Razia Covid-19
Ada beberapa jenis hukuman yang diberikan polisi India untuk memberi efek jera.
Pertama, polisi menyuruh pengendara motor berikut warga untuk memegang papan bertulis 'Saya adalah teman virus corona'.
Selain itu, ada juga tulisan 'Saya musuh masyarakat' yang harus dipegang pemotor dan wajib diunggah di media sosial.
Bahkan, ada hukuman yang lebih sadis lagi.
Polisi India menyuruh warga untuk push-up dan juga memegang telinga sambil squat-jump.
Belum selesai, polisi India juga siap memukul pengendara motor yang kabur saat akan ditegur.
Mereka dibekali sebatang bambu untuk memukul pemotor atau warga yang masih nekat melintas.
Salah satunya dilakukan polisi di kota Meerut, India.
Mendapat perlakuan itu, Seorang warga, Mohammad Alim (40), langsung melaporkan kekerasan itu.
"Ketika saya sampai di kantor polisi, inspektur menyuruh saya membawa tulisan memalukan itu dan mengunggah gambar saya," kata Alim, seperti dilansir dari Reuters.
Polisi mengunggah foto Alim di media sosial Twitter dan menyebut bahwa beberapa orang tak peduli dengan keselamatan masyarakat.
Pejabat Kepolisian Meerut Akhilesh Narayan Singh mengatakan, hanya orang-orang yang tidak mematuhi perintah untuk pulang yang difoto.
Menurut dia, sudah ada 22 kasus pelanggaran telah diajukan.
Sementara itu, seorang pekerja rumahan di Delhi Selatan, Alok Barman, mengaku dipukuli oleh polisi ketika pergi ke pinggiran kota.
"Beberapa rumah tempat saya bekerja membayar sejumlah uang dan saya belikan makanan untuk persediaan di rumah. Tetapi polisi menyerang kami dengan tongkat dan memukuli kami. Sekarang kami tak punya apa-apa untuk dimakan," kata Alok, dilansir dari New York Post.
Warga lainnya, Tarique Anwar mengatakan, ia pergi untuk membeli susu dan sayur-sayuran di sebuah toko kelontong, tetapi dihentikan oleh polisi yang menyuruhnya pulang.
Seorang pemilik toko daging, mengatakan, polisi menghancurkan tokonya dan memukulinya karena membuka toko.
"Mereka menyerbu masuk dan mulai menyalahgunakan dan memukuli saya," kata pemilik toko itu.
Ironisnya, Juru Bicara Kepolisian New Delhi Anil Mittal membantah bahwa polisi memukuli orang-orang, meski banyak video beredar.
Source | : | ABC News |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR