"Alhasil kalau balapan wild-card di MXGP kita seperti jadi penggembira saja," tukas Agi dulunya bertarung di kelas MX2 ini.
Agi yang pernah menjadi juara nasional beberapa kali, menganggap pemakaian Promotor Nasional (Pronas) yang diterapkan di kejurnas motocross jadi salah satu penyebab kejurnas jadi mengalami kemunduran.
"Pronas itu jadi bikin jadwal berantakan juga, selain itu pemilihan trek juga harusnya dipertimbangkan," sebutnya.
Agi menunjuk, trek untuk kelas motocross yang dipakai MXGP, kurang cocok buat dipakai kelas pembibitan.
Baca Juga: Ini Bedanya Skutik Adventure Honda ADV 150 CBS-ISS dan ABS-ISS Bro
"Misal kemarin waktu kejurnas direncanakan bareng dengan MXGP Semarang, apakah promotor tidak tahu kalau trek MXGP itu tidak bisa kalau dipakai motor-motor spek 65, 85 dan MX125 nasional?," lanjutnya.
"Kalau dipaksakan motor juga tidak bisa jalan banyak motor terbenam di tanah level MXGP karena ukuran ban dan power MXGP itu kan besar," herannya.
"Selain itu harusnya promotor lebih perhatikan soal penjenjangan, jangan sedikit-sedikit kelas motocross itu durasi balapannya dikurangi," wanti Agi Agassi.
"Karena sering terjadi kan kelas MX2 misalnya dipotong dari 30 menit jadi 20 menit akibat kelas supporting grasstrack yang terlalu banyak, gimana kita bisa bersaing dengan crosser internasional," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di MOTOR Plus-online.com dengan judul Mantan Crosser Juara Nasional Agi Agassi Buka-bukaan, Soal Mati Suri Motocross Indonesia
Source | : | MOTOR Plus-online.com |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR