Salah satu perwakilan ojol, Sri Rejeki menyatakan, menolak keras kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Saya sangat, sangat menolak kenaikan BBM."
"Dengan kenaikan harga BBM pendapatan kami semakin minus, karena modal kami (bekerja) menggunakan BBM," katat Bunda Cici, sapaannya.
Kondisi para ojol semakin tercekik, karena menurut Cici, para pengemudi ojol juga punya tanggungan cicilan kendaraan yang digunakan untuk bekerja.
Diberitakan sebelumnya, aksi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di Banyumas sebelumnya dilakukan 1.000 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak).
Hari berikutnya, Selasa (6/9/2022) disusul aksi dari ratusan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Hanya Mahasiswa, Ratusan Ojol di Banyumas Turun ke Jalan Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi"