Derita Sopir Becak Motor pasca Kenaikan Pertalite, Penumpang Sepi Hingga Tak Berani Naikan Tarif

By Albi Arangga, Selasa, 6 September 2022 | 07:05 WIB

Ilustrasi becak motor.

Gridmotor.id - Nasib malang harus diterima sopir becak motor (bentor) pasca kenaikan harga Pertalite, mulai dari sepi penunmpang hingga tak berani menaikkan tarif.

Kenaikan harga Pertalite dampaknya hampir dirasakan oleh sebagian masyarakat.

Khususnya dalam hal ini yakni para sopir bentor.

Kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter mengharuskan para bentor untuk memutar otak.

Salah satu pengemudi bentor, Sugeng (50) mengaku sebenarnya tak setuju dengan kenaikan tersebut.

Namun, apa boleh buat, Sugeng hanya bisa mendukung program pemerintah tersebut.

"Sebenarnya tidak setuju, alasannya karena nyari uang ya susah, tapi kalau sudah ditetapkan naik ya tidak bisa apa-apa lagi, ya sudah setuju-setuju saja," katanya dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (6/9/2022).

Semenjak pandemi covid-19, warga yang naik bentor jauh berkurang.

Baca Juga: Para Driver Ojol Bersiap Aksi Unjuk Rasa Tanggapi Kenaikan Harga Pertalite Cs

Sugeng sendiri dalam sehari hanya mengantar penumpang sebanyak 2-3 kali, sedangkan ia harus menyisihkan pendapatan lebih dari Rp 10.000.

Dalam keadaan tersebut, Sugeng juga tidak berani menaikkan tarif, lantaran takut kehilangan penumpangnya.

"Sekarang narik itu susah sehari tidak pasti, kadang narik 2 sampai 3 kali," terangnya.

"Tarifnya masih sama Rp 5.000, mau dinaikkan Rp 7.000 takut penumpang nggak mau naik, masalahnya juga banyak saingannya, ada yang mau ada yang tidak," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui meski pemerintah telah menetapkan kenaikan harga BBM (BBM naik) namun subsidi tetap dinikmati mereka yang memiliki mobil.

"Dana subsidi ini memang masih akan dinikmati oleh mereka yang punya mobil," ujar Sri Mulyani.

"Jadi memang subsidi yang melalui komoditas seperti BBM, tidak bisa dihindarkan pasti dinikmati oleh kelompok yang memiliki kendaraan yang mengkonsumsi subsidi tersebut," kata dia lagi.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan, meski ada penurunan harga minyak dunia, pemerintah masih menanggung selisih harga untuk menyubsidi Pertalite maupun Solar.

Baca Juga: Dampak BBM Naik, Supir Becak Motor di Yogyakarta ingin Pindah ke Becak Biasa

"Jadi subsidi kalau memang melalui komoditas yang tadi saya sampaikan bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM (BBM naik) tadi sekitar di 100 dollar AS," beber Sri Mulyani.

"Atau bahkan kalau pun turun ke 95 dolar AS maka jumlah subsidi BBM dan listrik masih akan sebesar Rp 647 triliun atau Rp 653 triliun, kalau harganya agak menurun sedikit seperti sekarang sampai Desember," ungkap Sri Mulyani.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Curhatan Pengemudi Bentor dan Angkot di Sragen : Sudah Penumpang Sepi, Tak Berani Naikkan Tarif