"Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik," sebutnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
"Dunia saat ini sudah berada pada possisi yang mengerikan," kata Jokowi.
Dia mengungkapkan, Amerika Serikat yang biasanya hanya mengalami inflasi 1 persen, kini inflasinya berada di posisi 9,1 persen.
Dampak inflasi tersebut, kata Jokowi, membuat harga BBM di Amerika Serikat naik dua kali lipat.
Kondis ini dikatakannya juga berlaku di negara-negara Eropa.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite Rp 7.650 kemudian naik menjadi harga yang bener Rp 17.100, demonya berapa bulan?" ujarnya.
"Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?"
Sebab itu, Jokowi menuturkan harga BBM inilah yang sedang dikendalikan pemerintah, yakni dengan cara memberikan subsidi.
Baca Juga: Bikers yang Motornya 250 cc ke Atas Harus Siap-siap Tambah Uang Jajan
Alasannya pemerintah tak ingin kenaikan harga bensin ikut mengerek harga barang konsumsi lainnya.
"Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," terangnya.
"Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi tidak kecil, Rp 502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia," teg