"Itu adalah momen yang sangat berbahaya. Jika saya jatuh pada saat itu, dengan begitu banyak pengendara di belakang saya, itu bisa sangat berbahaya bagi saya. Jadi saya hanya mencoba untuk tetap di atas sepeda saya. Itu saja, masalah seperti itu hanya nasib buruk," jelas Marini.
Gagal meraup poin Marini justru kagum dengan pengaruh besar yang diberikan oleh winglet pada motor MotoGP.
Runner up Moto2 2020 itu mengatakan perangkat aerodinamis benar-benar membuat perbedaan besar dalam hal stabilitas motor.
"Ya. Saya telah mendengar banyak komentar tentang hal itu di masa lalu, saya ingat misalnya Pecco pernah kehilangan sayap di Qatar. Saya pikir itu di tahun pertamanya. Dia harus menyerah pada saat itu karena tidak mungkin mengemudi dan mengerem seperti itu." ungkap Marini.
"Saya berada dalam situasi yang sama. Awalnya saya tidak tahu itu sayap (lepas). Setelah sepuluh lap, saya berkata pada diri sendiri, 'Ada sesuatu yang membuat hidup saya sangat sulit.' Saya kemudian melihat dan melihat bahwa sayapnya hilang. Benar-benar luar biasa bagaimana pengaruhnya." jelasnya.
"Tingkat aerodinamis pada motor sekarang luar biasa," kata Marini.
Baca Juga: Bos Yamaha Anggap Sanksi Fabio Quartararo di MotoGP Belanda Tidak Adil
"Dan itu bekerja dengan sangat baik karena motornya sangat stabil di tikungan cepat dan di bagian cepat. Itu sangat membantu kami di Assen,” tegas pebalap Ducati GP22 itu.
Marini mengatakan rincian kecepatan yang hilang akibat lepasnya winglet pada motor Ducati GP22 miliknya.
"Tanpa sayap, saya kehilangan sekitar 20 km/jam di tikungan 6, 7 dan terutama 12 di tengah tikungan,” ucap Marini.
"Mustahil untuk membuat kecepatan lebih. Karena motornya tidak mau berbelok ke tikungan dan di tikungan cepat sulit untuk tetap berada di trek, terutama di tikungan 12 yang sangat cepat." imbuhnya.