Meski begitu, Quartararo sejak tikungan pertama lap pertama tak tersentuh hingga mencapai garis finis pertama.
Khawatir performa motor saat awal musim, kini Fabio Quartararo sudah mulai meninggalkan pemikiran tersebut.
Ia mengungkapkan rahasia yang membuatnya bisa kembali menjadi titik balik ia ke top performa.
"Pada awal tahun saya tidak benar-benar melakukannya, karena di Qatar dan Argentina khususnya, saya akan mengatakan bahwa saya terlalu banyak mengeluh dan di kepala saya selalu ada fakta bahwa kecepatan tertinggi jauh lebih lambat daripada yang lain,” kata Quartararo dikutip GridMotor.id dari Crash.net.
"Tetapi di Austin, saya memutuskan untuk benar-benar berhenti dengan mentalitas ini karena saya akan memiliki motor yang sama sepanjang tahun, dan hanya melakukan yang terbaik dengan apa yang Anda miliki." ungkapnya.
Setelah merubah pola pikir tersebut Fabio Quartararo ingin fokus mempertahankan gelar juara dunia di musim ini.
Quartararo menyadari betul rivalnya musim lalu dalam perebutan gelar yakni Francessco Bagnaia belum menyerah mengejar poin.
Baca Juga: Jelang MotoGP Jerman 2022, Rekor Kemenangan Marc Marquez Akan Diputus Deretan Pembalap Ini
"Ini pada dasarnya sangat mirip dengan tahun lalu, dan kami bisa mencapai balapan yang sangat hebat, dan saya pikir langkah yang saya lakukan secara mental di Austin tidak membuat saya lebih termotivasi, tetapi lebih fokus." jelasnya.
Bagnaia yang gagal mendulang poin di seri MotoGP Catalunya pun berbicara mengenai peluang merebut titel dari Fabio Quartararo.
"Jika tahun lalu misinya adalah memenangkan kejuaraan, memulihkan 70 poin dalam lima balapan, sekarang tahun ini saya memiliki 11. Ambisinya tinggi, saya tahu seperti apa potensinya" ucap Bagnaia.
"Fabio (Quartararo), saat ini, adalah yang terbaik di trek, saya pikir, karena dia mengendarai motornya dengan sempurna. Saya pikir kami bisa menjadi lawan yang hebat baginya, dan memulihkan 66 poin saat ini tidak mudah, tetapi kami masih memiliki kemungkinan." jelasnya.