Dua orang yang sukses bikin Lorenzo stress berat ialah dua mantan rekan setimnya, yakni Valentino Rossi dan Marc Marquez.
"Pada akhir pekan Anda tidak boleh membuat kesalahan, Jadi Anda harus menikmati seluruh latihan yang ada" ujar Lorenzo.
"Saya sangat menuntut, Yang saya suka adalah kemenangan." katanya.
"Ketika Anda harus bertarung dwngan Valentino Rossi atau Marc Marquez, rasa stress sangat besar, tetapi kepuasan setelah berhasil menang dari mereka benar-benar luas biasa" ungkap Lorenzo.
Ungkapan Lorenzo memang benar lantaran ia pernah menjadi rekan setim Valentino Rossi musim 2008-2010 dan 2013-2016.
Selama bertandem dengan Rossi, Lorenzo pernah berselisih dengan Rossi dan Yamaha memutuskan memasang tembok penutup garasi mereka untuk meredam tensi pembalap.
Karena hal itu diduga menjadi alasan Rossi pindah ke Ducati untuk musim 2011-2012.
Baca Juga: Alex Rins Ngaku Masih Kebingungan Tentukan Pilihan Untuk MotoGP 2023
Pada tahun 2013, Rossi kembali kembali ke Yamaha dan Marc Marquez muncul sebagai debutan.
Momen MotoGP Jerez 2013, Lorenzo menjadi korban pertama overtake agresif Marc Marquez di lap dan tikungan terakhir.
Kejadian senggolan itu seperti dejavu insiden Valentino Rossi dan Sete Gibernau 2005 silam.
Lorenzo pun marah besar kepada sang rookie Marc Marquez dan menolak permintaan maafnya.
"Marc merevolusi kejuaraan dunia. Kami cepat, tetapi kami tidak terlalu suka bertarung". jelas Lorenzo.
"Dia selalu ingin menang dan dia memberi kami semangat tambahan, Kami tidak punya pilihan selain menekan hingga batas, jika tidak, maka dia (Marquez) akan menang" ucapnya.