Beli Motor Matic Baru Honda Harus Antre Sampai Bulan Juni 2022, AHM Beri Penjelasan

By Albi Arangga, Selasa, 3 Mei 2022 | 08:30 WIB

Ilustrasi bli motor baru dari Honda harus antre hingga bulan Juni 2022.

Direktur Marketing AHM, Thomas Wijaya, pun memberikan penjelasannya.

"Jadi yang terdampak ini khususnya beberapa tipe skuter matik (skutik) segmen entry level, kurang lebih perlu menunggu selama satu hingga dua bulan sejak Ramadan ini," kata Thomas Wijaya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/4/2022).

Adapun skutik entry level besutan Honda yang dimaksud antara lain BeAt, Genio, Scoopy, dan Vario, yang bisa dibilang kontributor terbesar penjualan AHM.

Kendati demikian, pihaknya mengklaim telah melakukan berbagai usaha agar kondisi dapat pulih sehingga bisa segera memenuhi kebutuhan konsumen.

"Jadi, mudah-mudahan bulan Juni dan Juli 2022 sudah pulih agar kami dapat memenuhi kepemilikan dari konsumen yang sudah menunggu selama satu sampai dua bulan terakhir ini," imbuh Thomas Wijaya.

Ia mengungkapkan, krisis chip semikonduktor tidak hanya berdampak terhadap unit yang diproduksi dalam negeri, namun juga yang diimpor secara utuh dari luar negeri alias Completely Built Up (CBU).

"Banyak unit CBU kami inden bukan karena kuota impor tapi terkait dengan chip semikonduktor. Inden diprediksi hingga semester dua tahun ini atau bahkan awal tahun depan," tuturnya.

Baca Juga: Video Pembeli Motor Honda BeAT Kecewa Berat, Minta Itikad Baik Dari Dealer

Lebih lanjut Thomas Wijaya mengungkapkan, chip semikonduktor erat kaitannya dengan pembuatan komponen pada motor, termasuk salah satunya spidometer.

Oleh karena itu, keberadaan chip semikonduktor sangat penting sehingga tidak hanya industri otomotif yang terdampak, tetapi juga sektor elektronik.

Thomas Wijaya menambahkan, sejauh ini chip semikonduktor untuk kebutuhan dalam negeri memang masih impor dari luar.

Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina diklaim jadi salah satu faktor yang memperparah kelangkaan chip semikonduktor.

Pasalnya kedua negara tersebut merupakan penyuplai utama salah satu bahan baku pembuat semikonduktor.

"Pertama, perang antara Ukraina dan Rusia juga memang berdampak, karena sebagian memang pasokannya dari sana," paparnya.

"Kemudian diperparah juga dengan adanya lockdown di China terkait peningkatan kasus Covid-19," pungkas Thomas Wijaya.