Gridmotor.id - Salah satu pembalap MotoGP, Aleix Espargaro mengaku kecewa dengan kondisi Sirkuit Mandalika saat menjalani tes pramusim .
Adapun alasan pembalap dari tim Aprilia Racing ini lantaran trek Sirkuit Mandalika dalam kondisi kotor dan banyak kerikil yang bersebaran.
Kotoran yang bersebaran di trek juga tidak lepas dari hujan deras yang sempat mengguyur area sirkuit
Sehingga membuat partikel-partikel lain masuk di dalam trek.
Sebelumnya, sudah dicoba untuk membersihkan lintasan dengan mesin, tetapi tidak menimbulkan hasil signifikan.
Hingga akhirnya pihak Dorna Sports melakukan pertemuan darurat dengan para pembalap.
Karena hal tersebut, Aleix Espargaro merasa seperti petugas pembersih lintasan mendadak.
"Trek itu tidak cukup aman untuk dilintasi. Anda tidak bisa mengendarai dengan benar di awal, itu sangat berbahaya," kata Aleix Espargaro, dikutip dari Speedweek.
Baca Juga: Kaget Tokonya Dikunjungi Fabio Quartararo saat di Lombok, Pemilik Konter Pulsa Malah Bilang Begini
"Kami terbiasa datang ke lintasan dengan banyak debu misal di Sirkuit Losail di Qatar yang pada hari pertama biasanya ada pasir. Namun, setelah melewati beberapa putaran, pasirnya menghilang."
"Tetapi, hari ini di Mandalika itu buruk. Treknya tidak bisa dilewati. Benar-benar tidak aman."
"Keputusan yang mereka ambil antara tim dengan Dorna, yang memaksa kami untuk membersihkan lintasan, saya tidak menyukainya sama sekali. Saya sangat marah," tuturnya.
Sebagai bentuk kekesalan, pembalap Spanyol itu bahkan mengancam tidak akan berlomba di Indonesia.
"Jika menggunakan 24 motor di lintasan melewati lap demi lap untuk membersihkannya," ucap Aleix Espargaro.
"Jelas itu berhasil dan menghasilkan jalur ideal untuk memiliki lebih banyak grip. Aspel semakin bersih. Tetapi, itu bukan solusi."
"Saya di sini bukan untuk membersihkan lintasan. Saya bisa saja tidak datang ke Indonesia," katanya melanjutkan.
Selain itu, Aleix Espargaro juga mengeluhkan dua hal.
Baca Juga: Jelang Tes Pramusim MotoGP 2022 Sirkuit Mandalika, Marquez Sampai Vinales Puji Keindahan Lombok
"Pertama, mengendarai motor dengan kondisi tersebut berbahaya," tutur rekan setim Maverick Vinales itu.
"Lalu kedua, hanya ada satu orang yang bisa memaksa saya mengendarai dan itu adalah Massimo Rivola selaku bos kami di Aprilia. Dan juga ada CEO Piaggio, Roberto Colaninno. Selain itu tidak ada yang berhak memaksa saya menuruni lintasan yang berbahaya itu."
"Saya ingin memutuskan untuk membalap ketika situasi sudah tidak berbahaya," ujarnya.