Namun Unan mengaku tak kehilangan semangat dalam menunaikan tugasnya untuk mencerdaskan anak bangsa.
"Tetap harus kami jalani karena ini sudah menjadi kewajiban kami, bagi kami tidak ada kata rintangan, yang ada hanya tantangan," ujarnya.
Unan berharap, pemerintah dan pihak terkait bisa melihat kondisi yang terjadi di SDN dan SMPN Satu Atap 1 Parungbanteng.
Sebab kondisi mereka jauh tertinggal dibanding sekolah-sekolah lain di sekitar perkotaan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Guru di Pedalaman Purwakarta: Tiap Hari Tempuh Jalan Licin dan Berbatu 20 Km