Service road digunakan untuk jalur evakuasi ketika ada insiden kecelakaan saat pembalap MotoGP berlaga.
Nah kalau main track lane adalah jalur yang didesain khusus untuk para pembalap yang gak boleh dilewati orang umum, kecuali ada persetujuan dari pihak penyelenggara.
Menanggapi hal tersebut, Camat Pujut, Lalu Sungkul menyebutkan, kejadian tersebut merupakan tanggung jawab bersama memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Hal ini berhubungan dengan bagaimana aturan teknis dalam arena, mengingat sirkuit masih dalam tahap pembangunan.
“Kerbau ini kan tidak tahu mana kanan mana kiri, pemilik kerbau ini juga ini kan kadang-kadang tidak bisa baca, kan kita generasi yang melek, mari kita tutur tinularkan untuk memberi tahu masyarakat,” kata Sungkul dikutip dari Kompas.com.
Sungkul mengatakan, dirinya tidak sepakat jika ada orang yang kontra terhadap pembangunan sirkuit Mandalika.
"Bukan pelarangan gembala loh, tapi masak sih tidak tahu kalau itu dilarang. Jangan kemudian terlalu mendramatisir 'mereka kerbau, tempat ladangnya dulu untuk cari rumput', itu namanya memojokkan diri kita sendiri, saya tidak suka pernyataan-pernyataan yang kontra," ujar Sungkul.
Baca Juga: Dorna Sports Umumkan Sirkuit Mandalika jadi Tempat Pra-Musim MotoGP 2022
"Ini sirkuit internasional, berada di desa kita, di kecamatan kita, ini rumah kita, orang di kabupaten luar iri melihat pembangunan, masa kita harus sia-siakan, maka dari itu mari kita saling mendukung baik pemerintah dan masyarakat," lanjutnya.
Sebelum hal ini, ada juga beberapa kejadian yang terjadi di Sirkuit MotoGP Mandalika.
Seperti pagar sirkuit yang diterobos oleh warga, hingga beberapa oknum pemotor yang sudah mencicipi trek di sirkuit Mandalika tersebut.
Kalau sudah seperti ini, masih layakkah Indonesia jadi tuan rumah MotoGP di tahun mendatang?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerbau Nyelonong Masuk Sirkuit Mandalika, Begini Reaksi Camat Pujut"