Gridmotor.id - Pemotor Honda BeAT boncengan berempat, tabrak truk yang sedang parkir di bahu jalan, salah satu korbannya masih berusia 6 tahun.
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Raya Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Selasa (1/12/2020) malam.
Dua korban meninggalnya adalah Titik Windari (21), warga dusun Dwi Wibowo, Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru serta adiknya, TMA (8).
Sedangkan IDL (6), keponakan Titik, meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Red Zone IGD RSUD dr Iskak, Rabu (2/12/2020) dini hari.
"Tadi pagi satu korban meninggal dunia, usai kondisinya kritis di rumah sakit," terang Kanit Laka Lantas Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto.
Sebelumnya IDL mengalami luka parah di bagian kepala.
Sementara YL (10), keponakan Titik lainnya masih menjalani perawatan di RSUD dr Iskak.
Dia mengalami luka baret dan merasa pusing.
Baca Juga: Pemotor Bonceng Tiga Tewas Setelah Tabrak Truk, Diduga Hal Ini Jadi Penyebabnya
Diyon mengungkapkan, saat kejadian truk L 8027 UV yang dikemudikan Eka Budimas (24), warga Dusun Mangurejo, Desa Bangkok, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri berhenti di tepi jalan.
Karena bahu jalan sangat terbatas, badan truk masuk ada di badan jalan.
Sementara dari belakang melaju Titik berboncengan empat dengan sepeda motor Honda BeAT AG 3719 RCZ.
"Truk berhenti dan masih menyalakan lampu. Sementara kecepatan motor sekitar 60 kilometer per jam," ungkap Diyon.
Baca Juga: Turut Berduka, Seorang Wartawan Tutup Usia Setelah Motor Vespa yang Dikendarainya Hantam Truk Sampah
Saat kejadian cuaca saat itu tengah gerimis.
Dari hasil olah TKP tidak ditemukan pengereman, sehingga saat tabrakan motor masih melaju dengan kecepatannya.
"Kami masih meminta keterangan para saksi. Belum ada gambaran lengkap soal kejadian ini," ucap Diyon.
Para korban telah dimakamkan Rabu (2/12/2020) pagi di satu lubang yang sama.
Kecelakaan terjadi tepat di depan rumah warga bernama Sainem (61).
Menurut Sainem, kondisi jalan saat itu cukup terang.
Bahkan truk itu berhenti tepat di bawah lampu jalan.
Lokasi itu memang kerap dipakai para sopir truk untuk berhenti untuk memeriksa kondisi ban, atau menunggu sesama sopir.
Saat benturan terjadi, kondisi lalu lintas tengah sepi.
"Saya juga tidak berani menolong, sementara sopir syok dan tidak berani melihat korban. Warga yang melintas kemudian banyak yang berhenti, baru korban ditolong," tutur Sainem.
Sainem mengungkapkan, saat malam situasi jalan memang sepi karena kawasan tersebut minim rumah penduduk.
Daerah itu bahkan dikenal dengan "mbulak" atau area persawahan.
Karena itu para perempuan sering ngebut karena takut melintas di ruas yang dianggap "wingit" itu.
"Kalau bagi perempuan pasti pinginnya ngebut, supaya cepat lewat dan sampai di tempat yang ramai," tandas Sainem.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Satu Lagi Korban Laka Boncengan Empat di Kabupaten Tulungagung Meninggal Dunia