Gridmotor.id - Wow, penjaga pintu kereta api ini bisa dapat Rp 2 juta per hari, dikasih oleh pengendara yang lewat.
Yap, salah seorang penjaga pintu kereta api bernama Irman (39), penghasilan para penjaga bisa Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta sehari.
Itu didapatkan setelah mengumpulkan uang sukarela dari para pengendara yang lewat selama seharian.
Tapi penghasilan tersebut bisa didapat sebelum masa pandemi Covid-19 ya.
Perlintasan kereta yang dimaksud berlokasi di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Di pos perlintasan KRL itu, 10 orang bertugas menjaga dengan dibagi tiga shift, pagi, siang dan malam hari.
Tiap shift dijaga dua orang dengan waktu masing-masing selama tiga jam.
Uang sukarela dari pelintas bakal dihitung setelah portal ditutup pada malam hari.
"Kalau normal, kita buka palang pintu dari pagi sampai malem bisa mencapai Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Nanti dibagi 10 orang," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (16/11/2020).
Namun, pandemi turut berdampak kepada penghasilan mereka.
Pasalnya, jumlah pelintas berkurang. Terutama para pelajar yang sementara waktu belajar di rumah. Padahal, di sekitar pintu perlintasan terdapat banyak sekolah.
"Di sini tidak seperti biasanya. Waktu masa normal dulu perlintasan ini tidak pernah sepi. Kalau sekarang menurunnya hampir 50 persen lebih," pungkasnya.
Baca Juga: Bikers Nekat Nerobos Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Ternyata Dendanya Bikin Kantong Bolong
Petugas pernah lalai
Penjaga pintu perlintasan kereta, Rustam (38) mengatakan rekannya pernah lalai menjaga pos perlintasan.
Akibatnya, seorang pengendara motor tewas seketika tersambar kereta rel listrik.
Pria yang sudah 10 tahun menjaga palang pintu itu menceritakan, kecelakaan maut itu menyebabkan pengendara motor terpental jauh sekira 10 meter.
"Pengendara motor itu tewas tersambar kereta. Motor dan pengendaranya terpental sejauh 10 meter, sekitar 8 bulan yang lalu lah kejadiannya. Waktu itu sempat ramai, banyak polisi di sini,"ceritanya kepada TribunJakarta.com pada Senin (16/11/2020).
Baca Juga: Suzuki GSX-R150 Remuk Dihajar Kereta Api, Pemotor Akui Mesin Motornya Mendadak Mati di Tengah Rel
Penjaga kereta itu sempat diberhentikan oleh ketua pos perlintasan. Namun, direkrut kembali lantaran telah berkeluarga.
"Dia diwanti-wanti jangan sampai kejadian lagi," tambahnya.
Hasil Swadaya Warga
Palang pintu perlintasan kereta api ini bukan resmi dari PT KAI.
Irman mengatakan sejumlah warga berinisiatif untuk membangun sendiri palang pintu perlintasan kereta api dengan hasil swadaya sekira tahun 2006.
Baca Juga: Bikin Deg-degan, Aksi Para Pemotor Nekat Terobos Palang Kereta Api, Hampir Terserempet Gerbong
Sebab, sering terjadi kecelakaan bagi para pejalan kaki yang hendak menyeberang di rel itu sebelum dibangun pos perlintasan.
Selain itu, adanya pintu perlintasan ini memudahkan pengendara untuk memangkas jarak.
Mereka pun izin dengan pihak kelurahan setempat dan pihak PJ KA yang kini berubah menjadi PT KAI.
Tidak terlihat palang pintu yang secara otomatis tertutup ataupun bunyi sirine tanda kereta hendak melintas.
Kedua palang pintu itu terbuat dari besi panjang layaknya sebuah portal. Palang pintu yang berada di wilayah Tebet Timur sebagai pengendali palang pintu di seberangnya.
Saat kereta melintas, Irman yang siang itu bertugas sebagai pengendali langsung memutar tuas pemutar untuk menutup palang pintu.
Agar motor ataupun gerobak milik pedagang bisa melintas, rel kereta dipasang balok-balok kayu.
Irman menceritakan, awalnya rel itu sempat dicor untuk memudahkan pengendara melintas.
Baca Juga: Banyak Yang Tertabrak Kereta, Pemkot Bekasi Desak PT KAI Benahi Pelintasan Sebidang Ini
"PT KAI kasih tahu ke kita, kalau dicor enggak bisa karena bantalan rel harus rutin dikontrol. Akhirnya kita bongkar dan kita ganti dengan kayu. Alasannya, biar bisa diangkat lagi kalau ada pengontrolan," jelas Irman kepada TribunJakarta.com sembari sesekali melirik spion di depannya.
Di sepanjang rel kereta api antara Stasiun Cawang dan Stasiun Tebet banyak ditemukan pintu perlintasan dari swadaya warga.
Pantauan TribunJakarta.com, sekira ada 6 pintu perlintasan. Namun, hanya tiga pintu perlintasan yang kerap dilalui pengendara motor, pejalan kaki, ataupun pedagang kaki lima.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebelum Pandemi, Para Penjaga Pintu Kereta di Kebon Baru Ini Bisa Raup Rp 1,5 Juta Sehari