Hal ini merupakan solusi bagi masyarakat agar beralih dari kebiasaan yang mengombinasikan makanan tidak serasi.
Ia mencontohkan, makanan tidak serasi ini seperti nasi rawon hingga nasi padang.
Pola makan tidak serasi seperti mencampur karbohidrat, protein, lemak, dalam jumlah yang banyak.
"Sesuai standar Kementerian Kesehatan ada namanya Isi Piringku yaitu makanan pokok dan sayuran masing-masing satu pertiga piring, lauk pauk dan buah masing-masing satu per enam piring," kata Wied dalam Zoominar 'Kenal Makananmu' yang diselenggarakan Universitas Pembangunan Jaya, Rabu (4/11/2020).
Ilustrasi makanan lengkap dan sehat
Bila sulit memakai patokan Isi piringku, menurut dia, bisa pula menggunakan patokan khas warga Amerika Serikat.
Standarnya adalah, bila memakan satu piring nasi, maka harus mengonsumsi satu piring sayuran.
"Kita makan pati harus sebanyak sayuran, kalau ayam dua genggam, buah harus dua genggam," kata dia.
Selain itu, bagi masyarakat yang doyan mengonsumsi mi instan pun harus menyeimbangkannya.
Wied menyebutkan, misal setelah menyantap satu mangkok mi, maka harus diimbangi dengan satu mangkok sayur tanpa kuah.
Baca Juga: Kenapa Nih Grup Yamaha RX King Mendadak Heboh Gara-gara Foto Mesin, Komentar Netizen Sampai Ratusan
"Istilahnya harus membayar apa yang sudah kita makan sebelumnya dengan yang lebih sehat," tuturnya.
Pria yang juga berprofesi sebagai food stylist ini berujar, kebiasaan orang Indonesia yang mengonsumsi karbohidrat, lemak, hingga toksin yang tinggi dikhawatirkan berakibat cukup fatal saat sudah bertambah usia.
Di antaranya adalah penyakit sindrom metabolik seperti lingkat perut yang tebal, hipertensi, bahkan diabetes tipe 2.
"Penyebab penyakit tidak menular karena asupan tinggi gula, karbohidrat komplek, mauapun gula karbo sederhana," tambah Wied.