Gridmotor.id - Beberapa waktu lalu bikers di Bandung rela antre berjam-jam demi makanan satu ini.
Yap Odading memang merupakan makanan khas Bandung.
Odading adalah roti yang bahannya antara lain mauripan (pengembang), soda kue, nona sari (pemanis), gula, mentega dan tepung terigu.
Biasanya dijual dengan cakueh, demikian pula di tempat Odading Mang Oleh.
Baca Juga: Viral Odading Mang Oleh, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Naik Motor Rela Ikutan Antre
Baca Juga: Pemotor Geger, Mau Beli Odading Mang Oleh Ngantrinya Panjang Banget, Netizen: Pada Mau Jadi Ironmen
Odading mang oleh yang viral di media sosial diburu para bikers
Selain rasanya yang bikin membuat kita menjadi Ironman, sejarah dan asal usul nama odading tak kalah menarik nih.
Mengutip dari Kompas.com, Roti goreng ini ternyata sudah sejak zaman kolonial Belanda.
Dahulu kue goreng ini dijual oleh orang Indonesia dengan tanpa nama.
Namun, suatu saat seorang anak kecil anak belanda meminta ibunya untuk dibelikan kue beradonan terigu itu.
Baca Juga: Viral di Media Sosial, Odading Mang Oleh Ramai Antrean Bikers dalam 4 Hari Terakhir
Sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu.
Kemudian ia panggil seorang penjual kue ke rumahnya.
Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru.
Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?".
Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya.
Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading.
Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang.
Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu.
Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
Yap bro begitulah asal usul nama Odading makanan khas Bandung ini.
Tapi perlu diingat ini bukan sekedar goyonan sebab sejarah ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.