Menurutnya tembok kontrakan warga yang berada di RT 10 itu jebol karena tak kuat menahan beban puing tembok dan tekanan air yang meluap dari saluran air.
"Kalau untuk korban luka Alhamdulillah enggak ada, warga selamat semua. Hanya kerugian materilnya lumayan, perabot rumah rusak terendam banjir. Enggak sempat nyelametin barang," ujarnya.
Fahrul menuturkan ambruknya tembok PT Khong Guan bukan pertama kalinya terjadi.
Di tahun 2012 musibah yang sama terjadi dan berdampak sama.
Kala itu puing tembok yang ambruk saat hujan deras juga menutup saluran air menuju aliran Kali Cipinang yang membuat air tersumbat lalu meluap ke permukiman warga.
"Memang wilayah RT 05 dan RT 10 di belakang pabrik Khong Guan ini termasuk sering banjir. Tapi paling tinggi cuman 60 sentimeter, kalau semalam 1,5 meter, di RT 10 malah bisa 2 meter," tuturnya.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga siang ini warga dibantu personel Sudin Lingkungan Hidup sibuk membersihkan timbunan lumpur dan sampah imbas banjir.
Mereka juga tampak menjemur kasur, barang elektronik, pakaian, hingga surat-surat berharga yang tidak sempat terselamatkan saat air menjamah permukiman.