Suzuki RGR 150 Tua -tua Keladi! Pakai Part GP Bike, Warisan Mekanik Legendaris Indonesia Jadi Harta Karun Nih

By M Aziz Atthoriq, Selasa, 6 Oktober 2020 | 13:35 WIB

Suzuki RGR 150 tua-tua keladi, pakai part GP Bike, warisan mekanik legendaris Indonesia jadi harta karun nih.

 

Gridmotor.id - Suzuki RGR 150 tua-tua keladi, pakai part GP Bike, warisan mekanik legendaris Indonesia jadi harta karun nih.

Bikers anak 90an pasti kenal nih sama motor sport 2-tak legendaris dari pabrikan Suzuki ini

Yups namanya Suzuki RGR 150, meski sudah bisa dibilang motor tua alias lawas ternyata punya sejarah yang menarik.

Salah satunya Suzuki RGR 150 bekas mekanik legendaris Indonesia yang sekarang tampil hedon pakai part GP Bike.

Baca Juga: Khusus Edisi Indonesia, Honda CBR250RR Versi 2-Tak, Negara Lain Dijamin Langsung Ngiri, Bikers Mau Beli?

Suzuki RGR generasi pertama ini milik Cansa Noveldy, mantan road racer Jawa Timur yang malang melintang di arena balap dari 1996 hingga 2008.

Cansa yang sekarang sibuk bisnis knalpot 79Dux Exhaust Technology, menceritakan kisah Suzuki RGR 150 miliknya.

Suzuki RGR 150 Sprinter 1991 yang dibelinya tahun 2010 ini, rupanya dulu dipakai Benny Djati Utomo, salah satu tuner terkemuka Tanah Air.

Suzuki RGR 150, kini jadi harta karun dan buruan kolektor

“Sebab saya belinya dari Mas Wandono (tangan kedua), mantan Kepala Gudang Suzuki Racing Jakarta yang sekarang bermukim di Kedamean, Gresik, Jawa Timur," ungkapnya.

Baca Juga: Gak Mau Kalah, Motor 2-Tak Adik Kawasaki Ninja 4 Silinder Zx-25R Ini Modfikasi Pakai Ban Cacing, Mau Sunmory Eh Ambyar Begini

"Dari Mas Wan inilah saya baru tahu kalau motor ini dulunya punya Benny Djati, yang merupakan rekan kerja Wandono di Suzuki waktu itu,” jelas Edux sapaannya.

Edux yang membeli Suzuki RGR 150 seharga Rp 7,5 juta ini, rupanya dapat harta karun.

Soalnya selain dalam kondisi utuh, Wandono juga punya banyak komponen baru dan bekas untuk RGR 150 termasuk stripping.

“Jadi waktu beli, sekalian mesin saya rebuild karena kondisinya waktu itu sudah dikorek harian. Blok sudah portingan, kelistrikan seperti magnet, CDI, koil sudah komplit pakai punya Suzuki RC,” sebut Edux.

Baca Juga: Motor Bebek 2-Tak Legend Nih! Sempat Tren dan Jadi Jagoan Balap, Kini Sudah Disuntik Mati, Nostalgia Yuk Sama Motor Ini

Apalagi komponen mesinnya seperti kampas kopling, conrod, piston serba baru, Edux serasa beli RGR 150 gres.

Tampak mesin Suzuki RGR 150

“Saya jadi teringat Suzuki RGR punya kakak, yang waktu itu dibelikan baru di dealer Suzuki Gentengkali Motor, yang ada di Gubeng Viaduk," ingat Edux.

"Terus terang sejak saat itu saya mengidolakan RGR terutama generasi pertama yang masih pakai lampu belakang seperti punya Suzuki Sprinter (lampu belakang dan sein terpisah),"

"Mesin bandel, larinya kencang, dan suara knalpotnya merdu,” lanjut Edux.

Baca Juga: Gak Tega! Kumpulan Kuburan Motor Diberbagai Daerah, Mulai Dari Motor Bebek Hingga Motor 2-Tak Legendaris Yang Punya Harga Selangit

Salah satu bagian yang paling dahsyat dari Suzuki RGR 150 ini, adalah peleknya.

Edux rupanya dapat warisan dari Benny Djati, yaitu pelek Campagnolo dari Italia.

“Enteng banget, enggak sampai 300 gram per biji. Mungkin karena katanya, bahan dari
magnesium, dan itu bekas dipakai GP bike,” tunjuk Edux.

Selain pelek racing, komponen GP bike yang melekat di RGR Benny Djati ini juga adalah disc brake dan footstep.

Baca Juga: Nangis! Kemarin Motor Ini Ditebus Rp 200 Jutaan, Di Sini Puluhan Honda NSR-SP Terbengkalai Sampe Berdebu, Ada Yang Mau?

“Sayang cakram belakang enggak ada. Jadi saya ganti cakram lain. Terus disc brake depan itu seharusnya double," tunjuk Edux.

"Tapi saya pasang single disc brake supaya sama dengan RGR,” sergah Edux sambil cerita obrolannya sama Wandono.

“Dulu pelek ini mau dibeli Koh Apeng dari CMS seharga Rp 2 juta depan-belakang. Tapi enggak dikasih, karena posisi pelek masih nempel di motor,” tutup Edux.

Selain pelek racing, komponen GP bike yang melekat di RGR Benny Djati ini juga adalah disc brake dan footstep.

Baca Juga: 5 Poin Penting Omnibus Law UU Cipta Kerja yang Jadi Kontroversi, Bikers Harus Baca Biar Paham

“Sayang cakram belakang enggak ada. Jadi saya ganti cakram lain. Terus disc brake depan itu seharusnya double," tunjuk Edux.

 

"Tapi saya pasang single disc brake supaya sama dengan RGR,” sergah Edux sambil cerita obrolannya sama Wandono.

“Dulu pelek ini mau dibeli Koh Apeng dari CMS seharga Rp 2 juta depan-belakang. Tapi enggak dikasih, karena posisi pelek masih nempel di motor,” tutup Edux.