MOTOR Plus-onine.com - Pendatang yang mau ke Solo atau Surakarta tetap waspada dan ikuti perkembangan terbaru.
Kota Solo mencekam dijaga ketat 790 personel gabungan TNI Polri Brimob dan Kopassus, pemotor berbaji hitam diburu.
Perburuan terhadap pemotor berbaju hitam oleh pertugas gabungan karena alasan keamanan.
Seperti puluhan orang diamankan Polresta Solo Selasa malam (22/9/2020), sekira pukul 23.00 WIB dari Plaza Manahan.
Baca Juga: Bikers Langsung Ngantri Nih, Gadis Cantik Jualan Ayam Geprek Jadi Viral, Sampai Minta Foto Bareng
Mereka termakan isu ajakan untuk konvoi sepeda motor menghitamkan Kota Solo.
Info dari akun Instagram resmi @polrestasurakarta, Rabu dini hari (23/9/2020) menyebutkan:
"8 tim Patroli Skala Besar yang terdiri dari 790 personel Gabungan Polresta Surakarta, Kopassus, Kodim 0735/ Surakarta,TNI AU, Brimob, Dit Samapta Polda Jateng dan Satpol PP malam ini, Selasa (22/09/2020). Solo harus aman..Solo harus nyaman...Solo harus damai...,"
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta (Solo) menyebutkan 790 personel gabungan itu diterjukan di 8 tim patroli menyisir Kota Solo.
Baca Juga: Keren Nih, Ada 377 Layanan Masyarakat Dalam Satu Lokasi, Urusan Jadi Mudah
Sebelumnya pesan ajakan konvoi besar-besaran menghitamkan Solo itu beredar luas pada Selasa pagi.
Aksi itu diduga untuk menanyakan perkembangan penyelidikan polisi terkait kasus penyerangan sejumlah anggota PSHT sepekan lalu di Solo dan Sukoharjo.
Puncaknya, Selasa malam (19/9/2020), Plaza Manahan Kota Solo mencekam.
Polisi mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa, yang diduga merupakan anggota perguruan silat PSHT yang berkumpul di tempat tersebut.
Wakapolresta Solo AKBP Deny Heriyanto memastikan, mereka mengeluarkan tembakan peringatan dengan peluru hampa.
"Itu peluru hampa sebagai peringatan, tidak ada perlawanan mereka bubar," jelasnya.
"Kita hanya meminta mereka untuk bubar, sebelumnya sudah berkonvoi," papar dia, Selasa (15/9/2020).
Polisi sudah mengingatkan untuk tidak berkerumun dan membubarkan diri.
Baca Juga: Koplak Nih, Tau Sedang Direkam Seorang Wanita, Pria Ini Malah Nekat Mastrubasi Di Atas Motornya
"Kami mengkhawatirkan ada gesekan dengan kelompok lain," jelasnya.
Deny membenarkan, bila sebagian massa yang datang merupakan pesilat dari perguruan silat PSHT.
"Tindakan dari kita membubarkan, sehingga kita arahkan ke luar kota Solo, agar kumpulan massa dari PSHT bisa kembali ke rumah masing-masing," tambah AKBP Deny Heriyanto.
Mereka datang dari berbagai daerah dan diminta untuk ke luar dari Solo.
Deny juga membenarkan pihaknya mengamankan 6 orang dari lokasi tersebut.
Enam orang itu semuanya menumpang mobil.
"Tadi juga kita temukan ada penumpang roda empat yang mengarahkan massa. Sehingga kami harus tegas, yang bersangkutan kita cek identitas dan sebagainya."
"Kita ingin menjaga Solo aman dan kondusif, jangan disusupi orang luar yang mengganggu Kamtibmas."
"Ada 5-6 orang diamankan," terang Deny.
LATAR BELAKANG
Informasi TribunSolo.com, massa yang datang di Manahan berkaitan dengan insiden pembacokan yang menimpa pesilat PSHT di Kartasura.
Personel gabungan Polresta Solo, Kodim 0735/Surakarta, Brimob Yon C/Surakarta, Dit Shabara Polda Jateng dibackup Polres Sekitar Solo Raya melakukan penyekatan di titik masuk Kota Solo, Selasa (25/8/2020).
Kabar insiden penganiayaan terhadap pesilat PSHT di Kartasura, beredar di media sosial sejak Selasa (15/9/2020).
Disebutkan, pesilat PSHT dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal, Selasa (15/9/2020) dini hari.
Sekretaris PSHT Jawa Tengah, Danar Sutopo, membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Sutopo, penyerangan tersebut dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab sekira pukul 02.00 WIB.
Sutopo mengatakan penyerang terhadap anggota tersebut diduga menggunakan senjata tajam.
"Pada Selasa dini hari kisaran pukul 02.00 WIB, itu ada korban dari PSHT atas penganiayaan dengan senjata tajam. Anggota kami luka-luka," terang Sutopo kepada TribunSolo.com.
"Terjadi di dua daerah, di Mojosongo dan Makam haji," tambahnya.
Sutopo menegaskan pihaknya akan menyerahkan proses seutuhnya kepada penegak hukum.
"Kita serahkan kepada aparat hukum untuk melakukan tindakan-tindakan tegas, terukur, nyata, dan adil," tegasnya.
Sutopo juga meminta para anggota untuk mengawal proses hukum yang berjalan.
"Anggota untuk tetap stay. Persoalan hukum kita serahkan kepada aparat penegak hukum. Kita pantau dan kawal sampai proses tuntas," tuturnya.
Terkait insiden ini, sejumlah massa yang diduga pesilat PSHT, turun ke jalan.
Mereka berkumpul memenuhi Plaza Manahan, Selasa (15/9/2020) malam.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Massa PSHT Bubar Setelah Polisi Letuskan Tembakan Peringatan, 6 Orang Diamankan.
SUDAH DAMAI
Dilansir dari Tribunsolo.com, Komandan Korem 074 /Warastratama Kolonel (Inf) Rano Tilaar memastikan menjaga kondusifitas di Kota Solo.
Meskipun ada rumor anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) akan turun ke Jalanan Solo pada Selasa (22/9/2020) lalu.
"Saat ini sudah ada penandatanganan pernyataan bersama Pimpinan PSHT sebagai komitmen jaga kondusifitas," papar dia kepada TribunSolo.com.
"Juga ada larangan turun ke jalan," jelas dia.
Saat ini pengurus PSHT juga sudah memberikan himbauan pada anggota PSHT tidak melakukan pergerakan.
Dia mengatakan, bila ada rumor menghitamkan Kota Solo maka pihaknya menyampaikan bakal menghijaukan dan mencoklatkan Kota Solo.
"Kami hijaukan Kota Solo, serta bersama Polri coklatkan," aku dia.
Koordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak juga sudah dilakukan.
"Kita koordinasi terus," aku dia.
Bahkan Pihaknya mengatakan, sudah menyiapkan pasukan Grup II Kopassus hingga Brigif Kostrad atau Yonif Mekanis Raider 413/Bremoro.
"Ditambah, Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha Sragen untuk terjun ke seluruh Kodim jajaran," aku dia.
Pesan PSHT untuk Para Pendekar
Pengurus perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Solo meminta segenap warganya untuk tidak melakukan gerakan ataupun pengumpulan massa seperti yang terjadi di Plaza Manahan Solo beberapa waktu silam.
Ketua PSHT Cabang Solo, Arif Hudayanto mengatakan pihaknya menyerahkan seutuhnya pengusutan kasus pembacokan anggota PSHT di kawasan Mojosongo kepada pihak kepolisian.
"Saya mengimbau mari kita serahkan penanganan pada kepolisian agar melakukan penelusuran sebaik-baiknya," papar Arif, Selasa (22/9/2020).
Arif juga meminta agar warga PSHT tidak turun ke jalan.
"Kepada sedulur agar tidak turun ke jalan dan warga PSHT di luar solo tidak perlu datang ke Solo," kata dia.
"Sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru," paparnya.
Dia mengatakan, agar warga PSHT tidak terprovokasi dan terpancing ajakan melalui mendsos untuk menghitamkan Solo.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul: Barisan TNI AD Mulai Kostrad, Raider hingga Kopassus Jaga Kota Solo di Tengah Kabar Ada Gerakan PSHT