Hal itu disampaikan Koordinator Ojol, Frids Dami.
"Kami protes karena adanya perubahan dalam skema pembayaran yang sangat membebani," ungkapnya dikutip dari Kompas.com.
Selain perubahan skema pembayaran, lanjut Frids, semua ojol memprotes adanya kenaikan biaya tambahan.
Sayangnya, biaya tambahan itu tidak dimunculkan di aplikasi.
Hal ini kata dia, membuat para driver sering bermasalah dengan pengguna jasa grab.
Pihaknya mengaku kerap diprotes penumpang, karena dikira merekalah yang naikan harga.
"Padahal, kami lakukan sesuai aturan Grab. Kami tidak ambil keputusan sendiri apalagi ambil keuntungan," ungkap dia.
Menanggapi hal itu, Grab Kota Kupang pun langsung angkat bicara.