Bikers Waspadalah, Mulai Sekarang Stop Konsumsi Nasi Dingin dan Makan Mie Instan Campur Nasi, Ternyata Dampaknya Mengerikan

By Ahmad Ridho, Selasa, 7 Juli 2020 | 19:15 WIB

Bikers waspadalah, mulai sekarang stop konsumsi nasi dingin dan makan mie instant campur nasi, ternyata dampaknya mengerikan.

Baca Juga: Bikers Yang Suka Kerak Telor Harus Bersabar, Akibat Pandemi Corona, Tukang Makanan Ini Terancam Gak Boleh Jualan, Begini Ternyata Faktanya

Jika Anda adalah termasuk orang yang doyan mengkonsumsi mie instan campur nasi putih, maka risiko menjadi pengidap diabetes akan meningkat, dibanding jika Anda banyak makan sayur dan buah.

"Penyakit yang akan cepat datang itu seperti diabetes, kencing manis dan lain sebagainya yang berkaitan dengan peningkatan gula darah," tuturnya.

Maka dari itu, Dr Samuel menyarankan untuk tidak mengkonsumsi mie instan dibarengi dengan nasi putih.

Kalau pun Anda tidak bisa secara langsung menerapkannya karena sudah terlanjur ketagihan, cobalah untuk menguranginya.

Baca Juga: Kocak! Lagi Fokus Nonton Balapan Grassttack, Penonton Ini Malah Nyemil Makanan yang Bikin Kepala Geleng-geleng, Netizen: Mbekkkk

Baik mi dan nasi, keduanya sama-sama karbohidrat yang dibutuhkan yang bisa kamu pilih salah satu dalam sekali makan.

Satu bungkus mi instan biasanya besar porsinya bervariasi, yaitu sekitar 75-90 gram.

Jumlah kalori sebungkus mi pun akan berbeda-beda, umumnya sekitar 350-500 kalori.
Jika dilihat dari ukuran rata-ratanya, mi instan yang beratnya 85 gram mengandung:

- 460 kalori
- 18,8 gram lemak
- 9 gram protein
- 66 gram karbohidrat

Sedangkan jika kamu mengambil secentong penuh nasi putih atau sekitar 100 gram, maka kandungannya:

- 175 kalori
- 0,2 gram lemak
- 4 gram protein
- 40 gram karbohidrat

Nah, ternyata kalori dalam mi instan saja sudah sangat banyak.

Sekarang Anda bisa membayangkan apa yang terjadi jika Anda mengonsumsi mi instan bersamaan dengan nasi putih, kan?

 

https://intisari.grid.id/read/031905826/hentikan-sekarang-juga-jangan-lagi-makan-nasi-sisa-kemarin-bisa-sebabkan-dampak-yang-sangat-berbahaya?page=3