Baru pada tahun 1980-an, warga setempat, Sultoni berinovasi dengan mengawali memproduksi knalpot motor dan mobil.
Seiring dengan waktu industri knalpot nyatanya terus berkembang.
Pada tahun 1990-an, industri kecil itu mulai menyebar ke kelurahan atau desa sekitarnya di Kabupaten Purbalingga.
Menariknya, knalpot Purbalingga sebagian besar dibuat secara handmade alias kerajinan tangan.
Hanya dalam perkembangannya, saat ini perajin juga memanfaatkan peralatan produksi seperti mesin pound, banding, dan cutting untuk meningkatkan kualitas knalpot.
Pengembangan industri knalpot di Purbalingga kemudian difokuskan pada peningkatan kualitas produksi knalpot handmade untuk konsumen after market atau end user.
"Dan peningkatan manajemen produksi sehingga terdapat link and match IKM knalpot dengan industri otomotif atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Sidik Purwanto, Kamis (28/11/2019).
Beberapa waktu yang lalu, ATPM Toyota dan Honda melalui Yayasan Dana Bakti Astra atau YDBA bahkan telah berkunjung ke Purbalingga dan menjajaki kerjasama dengan industri kecil knalpot.