Gridmotor.id - Terowongan Ceger yang berada di bawah Jalan Tol Jagorawi memang kondisinya terbilang apa adanya.
Seperti remang-remang dan sempit, dan kondisi jalan yang seadanya.
Meski begitu ternyata terowongan yang memiliki tinggi dan lebar hanya dua meter ini masih jadi jalur tikus favorit para pemotor lo.
Karena terowongan Ceger menjadi salah satu akses penghubung antara kecamatan Cipayung dan Ciracas, Jakarta Timur.
Manun (48), warga setempat mengatakan terowongan yang terletak di perbatasan Kelurahan Ceger dan Rambutan ini dulunya lebih besar.
"Awalnya bisa dilewati mobil, tapi memang cuma muat satu ruas. Dulu di sini macet, karena angkot juga lewat sini," kata Manun di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020).
Terowongan yang dilalui dari arah Jalan Bungur, Kecamatan Ciracas dan Jalan Manunggal, Kecamatan Cipayung ini bahkan sempat dijaga pak ogah.
Walau pengemudi mobil harus antre banyak warga yang lebih memilih lewat Terowongan Ceger guna memangkas waktu tempuh.
Baca Juga: Gak Sangka, Geber Motor MotoGP Di Jalanan, Tetap Tertib Lalu Lintas
Terowongan ceger
"Dulu pak ogahnya dua, satu di Ceger, satu di Rambutan. Karena ada pembangunan saluran air, segala macam jadi sempit. Sekarang mobil harus lewat jalan utama," ujarnya.
Jauh sebelum mobil dan motor mengaspal, Manun menuturkan lokasi Terowongan Ceger merupakan sawah dan perkampungan.
Baru sekira tahun 1980an saat pemerintah membangun Jalan Tol Jagorawi Terowongan Ceger muncul dan digunakan.
"Sekarang cuman muat motor dan orang jalan kaki. Motor juga ngepas banget, salah satu jalur harus berhenti biar yang lain bisa lewat. Karena jalurnya sempit," tuturnya.
Perihal kriminalitas, Manun menyebut sejumlah kasus begal dan rampok pernah terjadi di Terowongan Ceger saat malam atau dini hari.
Bukan tanpa sebab, jarak antara permukiman dengan Terowongan Ceger berjarak sekitar 150 meter dan minim penerangan.
Sementara panjang Terowongan Ceger yang berkisar 100 meter di sisi Kelurahan Rambutan berada tepat di belakang Terminal Kampung Rambutan.
"Setelah warga minta dipasang lampu sudah enggak ada kriminal, paling macet karena dipakai neduh sama orang bawa motor atau jalan kaki pas hujan," lanjut Manun.
Baca Juga: Jalur Favorit Pemudik yang Mudik Pulang Kampung Sudah Diketahui Polisi, Mereka Cari Alternatif Lain
Manun mengatakan meski di Terowongan Ceger terdapat peringatan listrik bertegangan tinggi, namun bukan berarti terowongan berbahaya.
Menurutnya hingga kini Pemkot Jakarta Timur bahkan tak pernah mengeluarkan larangan bagi warga melintasi Terowongan Ceger.
"Ini juga tulisan peringatannya belum lama dipasang, enggak nyetrum kok. Tapi beberapa orang yang lewat sini pernah bilang lihat penampakan, kalau saya sih enggak pernah lihat," sambung dia.
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio membenarkan hingga kini belum ada warga yang tersengat listrik meski terpampang stiker peringatan bahaya.
Baca Juga: Padat Merayap di Jalanan Karawang Pemudik Tidak Peduli Larangan Pemerintah Mudik Pulang Kampung
Setiap hari, jalur tikus penghubung yang kondisinya tak terawat karena tidak semua lampu berfungsi ini masih jadi primadonan bagi warga.
"Selama ini aman, terowongan ini dikelola Jasa Marga. Sekarang aksesnya hanya bisa dilewati motor dan pejalan kaki," kata Fajar.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Melihat Terowongan Ceger, Jalur Tikus Penghubung Dua Kecamatan di Jakarta Timur