Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idul Fitri dengan berdoa dan silaturahmi.
Bakda Kupat dirayakan sepekan berikutnya.
Acara "bakda" yang kedua ini sebenarnya berakar dari kebudayaan sebelumnya, tetapi diadaptasi oleh Sunan menjadi tradisi Islam di Jawa.
Dalam acara Bakda Kupat, hampir semua orang membuat makanan olahan beras yang kemudian diberi nama kupat atau ketupat.
Mereka membuat anyaman segi empat wajik dari janur muda, mengisinya dengan beras, lalu mengukusnya dan mengeringkan.
Makanan ini dibagikan pada kerabat dekat sebagai simbol kebersamaan dan saling berbagi.
Seiring berjalannya waktu, ketupat tak hanya menjadi tradisi masyarakat Jawa tapi menyebar ke negeri tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
Hal ini beriringan dengan penyebaran agama Islam yang makin luas dan membawa salah satu tradisi budaya khas Indonesia, yakni menyajikan ketupat di hari raya Idul Fitri.
Filosofi ketupat
Secara filosofis, ketupat merupakan simbol permintaan maaf dan berkah,yang mana dekat dengan makna Lebaran itu sendiri.
Beras dalam ketupat melambangkan nafsu, salah satu versi sejarah meyakini bahwa janur merupakan singkatan dari jatining nur, ungkapan bahasa Jawa yang berarti hati nurani.