GridMotor.id - Viral sebuah video yang memperlihatkan ratusan driver ojek online (ojol) marah dan menghadang truk sembako.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Ir Dr H Soekarno, atau sekitar Galaxy Mall, Surabaya, Jumat (10/4/2020).
Dalam video itu, perekam mengatakan bahwa para driver ojol berinisiatif mendatangi truk yang semula membagikan paket sembako yang dibubarkan polisi.
Ratusan ojol itu juga tampak menutup jalan di sekitar Galaxy Mall.
Baca Juga: Mulia Banget, Pemilik Bengkel Motor Ini Berikan Servis Gratis Buat Ojol Selama Pandemi Virus Corona
Baca Juga: Driver Ojol Ketar-ketir Gara-gara PSBB, Bawa Penumpang Dilarang, Keluar Jakarta Diberhentikan Polisi
Dari penjelasan perekam video, penutupan jalan dilakukan karena pihak kepolisian membubarkan kegiatan pembagian bantuan.
"Yang tadinya tertib, karena dihentikan oleh pihak polisi, jadinya kawan-kawan ojol berinisiatif dengan spontan menutup jalan di depan Mall Galaxy," ujar perekam video.
Terkait kejadian itu, Kapolsek Mulyorejo Kompol Eni Priatin membenarkan bahwa pihaknya terpaksa membubarkan aksi tersebut lantaran kondisi yang tidak memungkinkan di tengah wabah pandemi Corona.
Seperti diketahui, Surabaya masuk zona merah Covid-19 di Jawa Timur.
Eni mengatakan, sebuah komunitas membagikan 1.000 paket sembako kepada driver ojol.
Namun, tidak ada pemberitahuan kepada polisi.
"Tidak ada pemberitahuan kepada kami, termasuk izin," kata Eni, dikutip dari Surya, Senin (13/4/2020).
"Kemudian datanglah 150 ojek online dan bertambah sangat banyak dalam waktu cepat," sambungnya.
"Akhirnya terpaksa kami bubarkan sesuai dengan maklumat Kapolri, dan komunitas tersebut juga menyadari," lanjutnya.
Eni menambahkan, komunitas tersebut diarahkan untuk membagikan paket itu secara door to door.
Apa yang dilakukan kepolisian, kata Eni, sudah tepat dan cepat mengingat tidak ada izin yang boleh dikeluarkan dan membiarkan berkumpulnya banyak orang di sebuah tempat.
"Kami arahkan untuk door to door, jadi tidak menimbulkan gejolak massa seperti kemarin," lanjut Eni.
"Kami juga berikan informasi terkait bahaya pandemi ini sehingga memang harus terpaksa kami bubarkan," sambungnya.