Gridmoto.id - Sempat beredar dan viral video supir truk yang dianiya warga di Papua.
Di video juga terlihat motor yang tersungkur dan babi yang tewas ikut tertabrak.
Namun tidak ada keterangan, yang ada hanya seseorang yang dikejar-kejar warga dikeroyok dan dipukuli.
Belakangan diketahui sopir tersebut bernama Yus Yunus (26), tewas dianiaya massa di Kabupaten Dogiyai, Papua disangka menabrak pemotor.
Baca Juga: Serpong Mencekam, 3 Pengendara Motor Jadi Korban Sekelompok Begal, 1 Tewas Dibacok Dadanya
Yus Yunus (26) asal Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tewas dihakimi massa di Jalan Trans Nabire, Papua.
Padahal, terdapat anggota kepolisian di lokasi bersama Yunus.
Kejadian tersebut pada 23 Februari 2020, saat itu Demianus Mote yang mengendarai motor melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Dogiyai menuju Distrik Kamu Utara dan kemudian menabrak babi.
Akibatnya, Demianus tidak dapat mengendalikan motornya dan oleng ke kanan lalu terserempet bemper mobil truk yang di kemudikan Yus Yunus yang datang dari arah berlawanan.
Baca Juga: Honda BeAT Rem Blong di Jalan Menurun Sebabkan Kecelakaan Karambol, 3 Orang Tewas Seketika
Sehingga mengakibatkan Demianus meninggal di tempat kejadian.
Saat polisi tiba di lokasi kejadian, massa sudah menutup jalan.
PROPAM DIMINTA BERI SANKSI POLISI
Bidang Profesi dan Pengamanan ( Propam) Polda Papua diminta menghukum polisi yang lalai sehingga menyebabkan seorang sopir truk meninggal.
"Propam juga harus melakukan tindakan memberi sanksi kepada anggota yang berada di lapangan sehingga insiden itu bisa terjadi," ungkap Bambang Rukminto Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Minggu (1/3/2020) dikutif dari Kompas.com.
Katanya aparat kepolisian harus bertindak tegas dan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Bambang menuturkan, tindakan tegas diwajibkan demi mencegah timbulnya preseden buruk pascaperistiwa tersebut.
"Itu keharusan. Biar tidak menjadi preseden buruk bahwa massa bisa melakukan main hakim sendiri," tuturnya.
Bambang pun mempertanyakan kehadiran aparat penegak hukum di daerah tersebut.
Ia mempertanyakan manfaat kehadiran aparat bila tidak dapat melindungi masyarakat.
"Kewibawaan aparat kepolisian itu bisa didapat dengan kepastian penegakan hukum.
Tanpa bisa melindungi dan mengayomi anggota masyarakat, lebih baik berhenti saja menjadi polisi," ujar dia.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, polisi sudah berupaya melindungi Yus Yunus.
"Kami berupaya mengevakuasi sopir ke dalam mobil patroli namun dengan situasi massa yang mulai brutal sehingga sopir truk tersebut terseret dari dalam mobil, sehingga kami memberikan tembakan peringatan sesuai perintah Wakapolsek dan situasi massa semakin brutal," tutur Paulus melalui keterangan tertulis, Minggu.
Lebih lanjut, Paulus menegaskan, petugas yang saat itu sedang bertugas dan berada di lokasi kejadian akan diperiksa.
"Terhadap para anggota yang mendatangi TKP akan dilakukan pemeriksaan oleh Propam karena adanya korban jiwa dan akan dilakukan pemeriksaan apakah selama berada di TKP sudah sesuai SOP atau belum," kata dia.
Terkait para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan Yus Yunus tewas, ia memastikan proses hukum akan tetap berjalan.