Nazar Bos MotoGP Sebelum Meninggal Kepingin Balap di Jalan Raya, Tanda-tandanya MotoGP Indonesia Bisa Kejadian Nih?

By Niko Fiandri, Selasa, 26 November 2019 | 16:05 WIB

Bos Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta (ketiga dari kiri) dan Sporting Director Dorna Carlos Ezpeleta, promotor MotoGP datang ke Indonesia untuk melihat langsung pembangunan sirkuit MotoGP Indonesia, Mandalika


GridMotor.id - Carmelo Ezpeleta, bos besar promotor MotoGP, punya nazar alias keinginan, sebelum meninggal.

Carmelo Ezpeleta sudah memegang kendali Dorna Sports, promotor MotoGP, sejak 1998.

Tahun 1998 balapan dunia motor di sirkuit aspal menggunakan mesin 2-tak.

Saat itu kelas bergengsinya GP500.

Baca Juga: Promotor Balap MotoGP Malaysia dan F1 Singapura Bisa Melongo Lihat 4 Fakta Persiapan MotoGP Indonesia, Suvenir Palsu Akan Dibiarkan Beredar, Apa Kata Panitia?

Baca Juga: Mantap, Ini Dia Video Perkembangan Pembangunan Sirkuit Mandalika Untuk MotoGP Indonesia 2021

Sejak 2002 dimulai eranya balapan MotoGP dengan mesin 4-tak.

Tapi, ada yang enggak bisa dilakukan Carmelo sampai detik ini.

Dorna Sports belum bisa menggelar balapan MotoGP di jalan raya.

Balapan motor aspal dunia sudah digelar sejak 1949.

Baca Juga: Surabaya Mencekam, Video Warga dan Pemotor Kepung dan Hancurkan Kijang Innova, Kabur Usai Menabrak Deretan Pedagang Pentol


Sirkuit TT Island di pulau Isle of Man jadi trek jalan raya legendaris.

TT Island dipakai balapan dunia dari 1949.

Tahun 1976 TT Island tidak lagi menggelar balapan dunia.

Stopnya balapan motor dunia dari TT Island karena masalah keamanan trek.

Baca Juga: Masih Liburan di Bali, Pembalap MotoGP Jorge Lorenzo Dapat Bonus Kecupan Mesra Nikita Mirzani, Nyai: Kalau Sama Bule Sudah Biasa

"Sebelum saya meninggal, saya harus bikin MotoGP di jalan raya," jelas sumber GridMOtor.id yang enggak mau disebut namanya.

Gayung bersambut, Indonesia menawarkan sirkuit Mandalika, Lombok.

Sirkuit Mandalika jadi rencana besar untuk menggelar MotoGP jalan raya pertama kali di dunia.

"Terakhir datang, Carmelo sangat antusias. Dia cek langsungpembangunan. Enggak peduli, debu dari pengerukan tanah berterbangan di mana-mana," jelas Ricky Bahermansjah, CEO Mandalika Grand Prix Association, penyelenggara MotoGP Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Selamat menyambut akhir pekan, Sahabat ITDC semua! . Sahabat tentu sudah mengetahui kunjungan CEO Dorna Carmelo Ezpeleta dan Sporting Director Dorna Carlos Ezpeleta untuk meninjau pembangunan Sirkuit Mandalika pada Senin, 28 Oktober 2019 kemarin. . Menurut Carlos Ezpeleta, penyelenggaraan MotoGP di Indonesia yang mengambil lokasi di sebuah kawasan pariwisata merupakan cara cerdas untuk mempromosikan Indonesia dan The Mandalika, Lombok, NTB sebagai sebuah tujuan pariwisata di dunia. "Selain itu, membawa kembali MotoGP ke Indonesia merupakan sebuah pemberian yang indah dari Pemerintah kepada rakyat Indonesia, mengingat Indonesia memiliki fan base olahraga balap motor yang sangat besar. Kami yakin MotoGP di Indonesia akan sukses, sold out, dan mendatangkan banyak wisatawan ke Indonesia." . Kita simak cuplikan kehadiran mereka di The Mandalika yuk! . #ITDC #CreatingDestinations #TheMandalika #TheMandalikaGP #IndonesianGP #Raceto2021

A post shared by ITDC (@itdc_id) on


Trek Mandalika panjangannya lebih dari 4 km.

Fasilitas sekitar sirkuit sedang dibangun.

"Carmelo bilang kalau sirkuit panjangnya maksimal 4 km-an. Jangan lebih, supaya penonton enggak menunggu lama lewat di depan mata mereka," kata Ricky.   

Pertemuan demi pertemuan antara Carmelo dengan pihak Indonesia terjadi untuk mewujukan balapan MotoGP di jalan raya.

Baca Juga: Balap MotoGP Geger, Karel Abraham Ikuti Jejak Jorge Lorenzo, Resmi Tinggalkan Avintia Racing

Memang, tahun 2006 Carmelo bilang ke GridMotor.id.

"Indonesia pasar besar motor di dunia. Tunjukan sirkuit mana yang layak untuk MotoGP, kami siap bantu supaya MotoGP di Indonesia," ungkap Carmelo waktu itu.

GP500 digelar di Indonesia terakhir kali tahun 1996-1997.

Mick Doohan, Valentino Rossi, dan Emilio Alzamora jadi bintangnya di GP500 Indonesia saat itu.