Gridmotor.id - Akibat bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan beberapa waktu lalu, atribut ojek online (ojol) menjadi sorotan.
Hal tersebut lantaran pelaku pengemboman menggunakan jaket ojol saat melakukan aksinya.
Makanya, bukan tidak mungkin orang yang tidak bertanggungjawab akan memanfaatkan atribut ojol untuk melakukan aksi kriminal.
Tapi ternyata penjual atribut ojol saat ini juga sudah melakukan langkah antisipasi.
Baca Juga: Buntut Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Polres Jombang Akan Lakukan Ini ke Driver Ojol
Baca Juga: Miris, Dampak Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Driver Ojek Online Dilarang Masuk Mapolres
Seperti yang dilakukan oleh Nana (31), penjahit pakaian yang juga menjual atribut ojek online di Cilincing, Jakarta Utara.
Nana sudah menjual atribut ojol sejak dua bulan belakangan.
Selama menjajakan barang dagangannya ini, Nana mengaku selalu menyeleksi pembelinya.
Pembeli atribut ojol diseleksi Nana secara sederhana.
Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Pakai Atribut Ojol, Garda Tuntut Regulasi Agar Atribut Ojol Tidak Dijual Bebas
Nana akan meminta calon pembelinya menunjukkan akun mereka di aplikasi ojol.
Apabila calon pembeli sesuai dengan identitasnya di aplikasi, maka Nana akan menyetujui pembelian.
"Jadi kan kelihatan dia di aplikasinya itu. Terus biasanya kan dia bawa helmnya juga, jadi nggak sembarangan," ucap Nana ucap Nana saat ditemui Kamis (14/11/2019).
Satu buah jaket, baik yang berlogo Gojek maupun Grab, dihargai Rp 165 ribu.
Baca Juga: Begini Reaksi Gojek Mengetahui Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Pakai Jaket Ojol
Sementara rompi ojol ia jual Rp 130 ribu. Nana juga menjual tas selempang berlogo Grab seharga Rp 65 ribu.
Nana mengungkapkan, dalam sehari, ia bisa didatangi dua sampai tiga orang pengendara ojol.
Sebagian besar pengendara ojol yang membeli atribut di kios Nana beralasan malas mengambil jaket resmi di kantor aplikasi mereka masing-masing.
Selain pengendara ojol baru, Nana juga pernah melayani pembeli yang ingin mengganti jaket ojol mereka yang sudah kusam.
"Mereka biasanya dapat undangan untuk ambil jaket (di kantor). Cuman pada malas ngantre ke sana, makanya beli di toko-toko aja," ucap Nana.
Nana pun mengaku sudah mengantisipasi kekhawatiran bahwa atribut ojol bisa disalahgunakan warga biasa.
Antisipasi itu dengan tidak memperbolehkan warga non-pengendara ojol membeli atribut ojol di lapaknya.
"Nggak (saya kasih). Lagian ngapain juga orang biasa mau beli jaket begini, nggak lah," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Atribut Ojol Disorot Setelah Bom Bunuh Diri di Medan, Penjual di Cilincing Selalu Seleksi Pembeli