Baca Juga: Gokil, Artis Andre Taulany Nabung Selama 25 Tahun Buat Beli Moge Seharga Rp 400 Juta
2. Diduga retas perusahaan di Amerika Serikat
Warga mengaku kaget ketika banyak polisi berpakaian preman pada 18 Oktober 2019 datang.
Mereka mengamankan BBA bersama beberapa barang, termasuk satu motor moge.
"Kejadianya sore hari itu. Saya juga kaget. Saya tidak tahu melakukan kejahatan apa, tapi setelah membaca berita, ternyata kasus hacker," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang hacker berinisial BBA (21) ditangkap akibat aksinya meretas server sebuah perusahaan di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
BBA berhasil ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (18/10/2019).
Baca Juga: Pensiun Naik Moge, Wakil Bupati Sumenep Malah Beralih Ke Trabasan
BBA ditangkap saat main komputer di rumahnya.
Setelah melacak dan melakukan penyelidikan, BBA ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (18/10/2019).
"Ditangkap lagi main komputer di rumahnya di Sleman, Yogyakarta," ujar Kepala Subdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2019).
Dari hasil penyelidikan polisi, peretasan dilakukan BBA dengan modus serangan program jahat (virus komputer) jenis ransomware.
BBA membeli ransomware atau malware yang mampu mengambil alih kendali, yang berisi Cryptolocker di pasar gelap internet atau dark web.
Setelah itu, ransomware tersebut dikirimkan secara luas ke lebih dari 500 alamat email di luar negeri.
Baca Juga: Aa Gym Komporin Ridwan Kamil Untuk Beli Moge Baru Buat Blusukan
4. Barang bukti, dari komputer hingga moge
Saat menggerebek BBA, polisi mengamankan sejumlah barang bukti yang diamankan, antara lain, laptop jinjing, dua ponsel, identitas pribadi, satu kartu ATM BNI, satu unit rakitan CPU, dan sebuah moge.
Dari keterangan polisi, modus yang dilakukan BBA adalah ransomware.
Saat salah satu korban yang menerima email dan membuka email tersebut, software perusahaan akan terenkripsi.
Hal inilah yang menjadi kesempatan bagi BBA untuk meminta uang tebusan kepada korban.
Sebab, jika tidak diberi uang tebusan dalam waktu tertentu, sistem perusahaan itu akan lumpuh.
"Saat semua sistemnya sudah bisa diambil alih oleh pelaku, muncul pemberitahuan di layar, apabila Anda ingin menghidupkan kembali server Anda, saya kasih waktu 3 hari untuk membayar," ujar Rickynaldo seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (25/10/2019).
"Kalau misalnya tidak bisa membayar, yang bersangkutan atau pelaku akan mematikan seluruh sistemnya," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Hacker yang Retas Perusahaan Amerika, Warga: Dulu Naik Matic, Sekarang Moge",