Gridmotor.id - Biasa nyemplak moge, Ahmad Fauzi, Wakil Bupati Sumenep, Madura, Jawa timur, kini malah punya hobi trabasan.
Secara geografis, Kabupaten Sumenep terdiri dari pegunungan dan persawahan dan tegal maka lebih cocok trabasan.
Dengan hobi trabasan ini, Ahmad Fauzi bisa sampai ke lokasi pedalaman Sumenep.
Karena untuk msuk ke pedalaman Sumenep tidak cukup mengandalkan kendaraan roda empat, namun harus menggunakan motor atau jalan kaki sehingga cocok kalau sambil trabasan.
Baca Juga: Gawat, Ada Usulan Pembelian Motor Yang Dibatasi Bukan Ganjil Genap
Baca Juga: Ini Biang Keroknya Lampu Honda BeAT Sering Putus, Padahal Baru Ganti
Kondisi itulah yang membuat Ahmad Fauzi, beralih hobi ke motor trail di medan penuh tantangan berupa pegunungan, persawahan dan tegalan.
Fauzi, turun dan menyapa masyarakat yang tinggal di pelosok dan pedalaman, sambil naik motor trail.
Tahun 2014 saat tinggal di Jakarta, Fauzi masih hobi moge, namun itu tidak lama.
Kecelakaan salah satu temannya saat touring hingga meninggal dunia, menyebabkan Fauzi trauma.
Baca Juga: Jorge Lorenzo Serius Akan Balapan Di MotoGP Inggris 2019 Minggu Depan
Sejak itulah, pria kelahiran 21 Mei 1979 ini berhenti dari dunia Moge.
"Sampai sekarang saya masih trauma kalau ke moge karena cc-nya 1.000 ke atas. Kalau jatuh, risikonya terlalu berat. Bahkan bisa meninggal dunia, seperti teman saya tahun 2014 silam," kenang Fauzi, dikutip dari MOTOR Plus-online.com, Jumat (19/7/2019).
Sejak kembali ke kota kelahirannya Sumenep tahun 2015, Fauzi mulai menjajaki dunia adventure trail.
"Waktu itu masih tiga sampai empat orang kalau touring. Ketika saya sudah di Wabup Sumenep, kemudian lahir komunitas Terraks Sumenep Trail Adventure, dimana anggotanya sudah 60 orang lebih," ujarnya.
Baca Juga: 17 Agustus Maverick Vinales Posting Dirgahayu Indonesia, Thanks Bro
Selama sepekan, waktunya banyak dihabiskan untuk melayani masyarakat di kantornya, dan kegiatan dinas lainnya.
Namun, di akhir pekan, Sabtu atau Minggu, Fauzi menyempatkan diri menunggangi motor trailnya.
Rute yang diambil, sesuai dengan adanya pengaduan masyarakat di bawah tentang kondisi pembangunan Sumenep dan kondisi masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah.
"Nge-trail itu bagi saya selain hiburan dan hobi, saya manfaatkan untuk mempererat hubungan kemanusiaan dengan masyarakat. Saya lihat hasil pembangunan di pelosok, mantau rumah tidak layak huni, mengunjungi lansia yang butuh perhatian, dan juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang butuh perhatian," ungkap suami Nia Kurnia ini.
Baca Juga: MotoGP Indonesia Digelar 2021, ITDC Pastikan Sirkuit Mandalika Selesai
Alumni MAN 1 Sumenep tahun 1998 ini mengaku, merasakan sensasi yang berbeda ketika turun ke masyarakat antara naik mobil dengan naik motor.
Saat naik mobil dinas, semua orang mudah mengenali siapa sosok dirinya.
Sebab, aturan protokoler dijalankan dan sangat merepotkan orang lain.
Namun, ketika naik motor, atribut kedinasan dan aturan protokoler dilepas.
Baca Juga: Bearing Roda Motor Rusak, Cepat Ganti, Kalau Tidak Banyak Ruginya
Wakil Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi saat berkeliling menggunakan Honda CRF 150L untuk menemui warganya
Fauzi tampil seperti masyarakat biasa. Bahkan banyak masyarakat yang terkecoh.
Dengan baju trail, Fauzi biasa duduk lesehan sebentar di sawah sambil membantu petani, membantu masyarakat bekerja, nyabit rumput ternak, dan makan di rumah warga.
Ketika ditanya kepada masyarakat siapa dirinya, masyarakat ragu untuk menyebut dirinya Wabup Sumenep.
"Saat saya pamit pulang, saya tanya ke warga siapa dirinya. Warga bilang, mirip Pak Fauzi. Tapi, kalau Pak Fauzi kok lesehan di sawah, makan di rumah warga dan bantu warga gotong royong. Baru saya perkenalkan siapa saya. Di situlah terjadi momen keakraban dengan masyarakat, kita saling berpelukan. Bahkan ada yang menangis karena sudah merasa dibantu dan didengar aspirasinya," imbunya.
Baca Juga: Anjuran Pemprov DKI, Perusahaan Aplikasi Ojek Online Harus Menyediakan Area Parkir
Situasi penuh haru semacam itu, selalu diceritakan Fauzi kepada istrinya setelah pulang touring.
"Kalau mau berangkat touring, bekal istri hanya doa dan pesan agar hati-hati agar tidak jatuh seperti yang dialami oleh mantan Bupati Bangkalan dan Pamekasan beberapa tahun lalu, yang menyebabkan patah tulang dan cidera serius," kata Fauzi.
Ngetrail, bagi Fauzi, selain membantu mempermudah komunikasi dengan masyarakat, juga jadi ajang menambah persahabatan antar komunitas trail di beberapa daerah.
Terkadang, antara kabupaten mengadakan latihan bersama (Latber) di salah satu sirkuit atau medan-medan ekstrim.
Baca Juga: Per Klep Ulirnya Terlalu Rapat Itu Tidak Baik, Ini Alasannya Bro
Namun, untuk Latber di medan ekstrem, Fauzi lebih sering tidak mengikuti jalur.
Bersama rekan-rekan yang lain, Fauzi membedah jalur alternatif yang tidak begitu membahayakan bagi dirinya.
"Kalau saya jatuh sampai patah tulang, saya bisa bisa merepotkan masyarakat karena pekerjaan saya terhambat untuk melayani masyarakat. Jadi, kalau Latber, saya menghindari jalur ekstrem," ungkapnya.
Adapun penjelajahan paling jauh yang ditempuh pria yang juga direktur utama PT Karin Disni Jaya ini, baru sampai gunung Bromo Probolinggo.
Baca Juga: ECU Motor Harus Direset Secara Berkala Bro, Kalau Tidak Ini Akibatnya
Selebihnya, hanya lintas kabupaten di Madura saja.
Keterbatasan waktu dan kesempatan, menjadi alasan bagi Fauzi untuk sering menjelajah trailnya di daerah lain.
"Kalaupun ada kesempatan untuk komunitas trail, tidak selalu berkaitan dengan menjelajah pakai motor. Ada kegiatan lainnya seperti pengajian, nyanyi bersama, makan-makan dan ngopi bersama sambil berbagi ilmu tentang perkembangan dunia motor trail," terang pembina Terrak Trail Advanture Sumenep ini.
Artikel ini telah tayang di MOTOR Plus-online.com dengan judul Enggak Nyangka, Begini Cerita Wakil Bupati Sumenep Usai Pensiun Naik Moge, Beralih Ke Trabasan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Wabup Sumenep Ganti Tunggangan Moge ke Motor Trail, Sempat Alami Trauma hingga Sensasi Berbeda",