Gridmotor.id - Balapan garuk tanah sekelas kejurnas motocross sangat jarang ada.
Dibandingkan dengan balapan road race yang even sekelas kejurnas dan kejurda ada banyak.
Banyak tim dan pembalap memilih non-aktif, bahkan pindah ke balap road race sampai grasstrack.
Hal ini diakui mantan juara nasional Agi Agassi, saat ditemui Motorplus-online di dealer KTM Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Jangan Buang Sampah Sembarangan Bro, Dendanya Bisa Kena Rp 12 Juta
Baca Juga: Skutik Adventure Honda ADV150 Tambah Ini, Sudah Siap Berpetualang Bro
Dimulai dari mirisnya Agi, dimana Indonesia menggelar balapan MXGP dalam tiga tahun terakhir.
Bahkan tidak hanya satu seri, namun Indonesia mendapatkan jatah dua seri akan balapan motocross internasional itu.
"Ini kan seperti ironis saja gitu, karena di satu sisi kita MXGP selalu dapat jatah," buka Agi.
"MXGP bisa dua seri, masa kita kejurnas nyaris tidak ada balap," terang Agi yang terakhir juara nasional pada tahun 2015.
Baca Juga: Motor Matik Mogok Tidak Boleh Didorong Itu Mitos Atau Fakta?
"Alhasil kalau balapan wild-card di MXGP kita seperti jadi penggembira saja," tukas Agi dulunya bertarung di kelas MX2 ini.
Agi yang pernah menjadi juara nasional beberapa kali, menganggap pemakaian Promotor Nasional (Pronas) yang diterapkan di kejurnas motocross jadi salah satu penyebab kejurnas jadi mengalami kemunduran.
"Pronas itu jadi bikin jadwal berantakan juga, selain itu pemilihan trek juga harusnya dipertimbangkan," sebutnya.
Agi menunjuk, trek untuk kelas motocross yang dipakai MXGP, kurang cocok buat dipakai kelas pembibitan.
Baca Juga: Ini Bedanya Skutik Adventure Honda ADV 150 CBS-ISS dan ABS-ISS Bro
Eks juara nasional Agi Agassi
"Misal kemarin waktu kejurnas direncanakan bareng dengan MXGP Semarang, apakah promotor tidak tahu kalau trek MXGP itu tidak bisa kalau dipakai motor-motor spek 65, 85 dan MX125 nasional?," lanjutnya.
"Kalau dipaksakan motor juga tidak bisa jalan banyak motor terbenam di tanah level MXGP karena ukuran ban dan power MXGP itu kan besar," herannya.
"Selain itu harusnya promotor lebih perhatikan soal penjenjangan, jangan sedikit-sedikit kelas motocross itu durasi balapannya dikurangi," wanti Agi Agassi.
"Karena sering terjadi kan kelas MX2 misalnya dipotong dari 30 menit jadi 20 menit akibat kelas supporting grasstrack yang terlalu banyak, gimana kita bisa bersaing dengan crosser internasional," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di MOTOR Plus-online.com dengan judul Mantan Crosser Juara Nasional Agi Agassi Buka-bukaan, Soal Mati Suri Motocross Indonesia