GridMotor.id - Semua balap motor pasti ada teknik tersendiri.
Tujuannya pasti biar pembalap bisa melesat mulus sampai garis finis.
Salah satu balap motor yang musti paham teknik dan hitungannya adalah motocross.
Saat ingin melewati bukit atau obstacle, pembalap motocross tidak asal ngegas saja sob, lha terus gimana?
Baca Juga : Barang Langka, Yamaha RX K 135cc Dijual Pemiliknya Buat Modal Nikahan, Kondisi Oke
Sabar, kita belajar pelan-pelan sob.
Seperti balapan trek aspal, balapan motocross juga harus melewati racing line tertentu agar bisa melewati trek dengan waktu sesingkat mungkin.
Bedanya, racing line yang dimaksud di motocross bukan sisi terdalam tikungan seperti halnya balapan di atas aspal.
Tapi, racing line yang paling menentukan adalah cara melewati obstacle atau rintangan yang dilakukan para pembalapnya.
Baca Juga : Ngeri, Video Pembalap Road Race Kompak Jatuh Barengan, Ada yang Terseret dan Terjepit Motor
Biasanya pembalap motocross diberi beberapa pilihan dalam melewati rintangan.
Misal saja, jika ada tiga bukit yang tidak terlalu jauh jaraknya, pilihan pertama pembalap bisa langsung melewati rintangan dalam sekali melompat.
Atau pilihan keduanya tidak ancang-ancang terlalu kuat, pembalap tetap bisa melaju dengan tetap menempel ke tanah untuk melewati tiga bukit itu.
Bisa juga hanya jumping melewati dua bukit dan bukit terakhir dilewati dengan jumping atau tetap melekat ke tanah.
Baca Juga : Jarang yang Tahu, Ini Penyebab Ban Belakang Motor MotoGP Lebih Banyak Berputar Dari Ban Depan
Lebih efektif mana antara cara pertama, kedua, dan ketiga?
Sebenarnya semuanya tergantung dengan treknya, sebelum bukit itu pembalap bisa ancang-ancang dulu atau tidak, ukuran bukitnya besar atau kecil, dan banyak faktor lainnya.
Ilustrasi balap motocross.
Jika pembalap memilih cara pertama untuk melakukan jumping agar melewati semua bukitnya, caranya tidak sembarangan.
Ada hitung-hitungan fisikanya sob.
Baca Juga : Trial Game Asphalt International Championship Final Round 5 Malang, Bermain di Angka Koma
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya jumping pembalap motocross.
Kecepatan pembalap harus tepat, tidak boleh lebih atau kurang.
Kalau kurang ya lompatan yang dilakukan tidak sampai target, kalau berlebihan ya tebak saja sendiri gimana jadinya.
Jadi kecepatan itu harus diperhitungkan dengan jarak antara dua puncak bukit, termasuk juga dengan sudut kemiringan bukit.
Baca Juga : Wow, Pakai Pelek 12 Inci Honda Scoopy Malah Kuasai Kaltim Dan Kaltara
Gerakan motor trail melompat melewati bukit itu termasuk gerak parabola dalam ilmu fisika.
Nah, sekarang kita coba soal mencari nilai kecepatan motor agar bisa melewati suatu obstacle.
Misal saja kita anggap ketinggian puncak bukitnya sama.
Jarak antara kedua puncak bukitnya 10 m, sudut elevasi bukit lompatannya 45 derajat, berapa kecepatan optimum agar motor bisa melewati bukit itu?
Baca Juga : Apes, Yamaha Mio Enggak Kunjung Kembali, Dipinjam Teman Jemput Istri di Pasar
dimana x=jarak antara dua bukit, A= sudut elevasi, Vo=kecepatan awal, g=percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Rumus fisika balap motocross.
Dengan menggunakan rumus gerak parabola di atas, didapatkan kecepatan awal adalah 35,65 km/jam.
Jadi sang pembalap harus melompat dengan kecepatan awal segitu agar lompatannya sempurna.
Pembalap motocross profesional (misal pembalap MXGP) memang tidak menghitung secara rinci berapa kecepatan mereka saat melompat.
Tapi dengan latihan dan pengalaman, mereka tidak perlu menghitung secara rinci karena sudah memahami perkiraan kecepatan untuk melewati suatu obstacle.
Baca Juga : Mau Nangis, Yamaha RX-King Dinas Polisi Terlantar Sampai Tertimbun Tanaman
Jadi mereka akan memperkirakan berapa kecepatan motor saat akan melompati suatu obstacle.
Lebih lanjut, masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan pembalap saat jumping.