GridMotor.com - Hendriansyah yang dijuluki Dewa Road Race Indonesia resmi menyatakan pensiun dari dunia balap profesional di tahun 2017 lalu.
Saat ini, pria berusia 36 tahun ini mengaku tengah mempersiapkan generasi penerusnya yakni putranya Nelson Cairoli Ardheniansyah, untuk meneruskan jejaknya di sirkuit balap.
Untuk anaknya yang baru berusia tujuh setengah tahun ini, Hendriansyah memilih untuk menurunkannya di ajang balap garuk tanah alias motocross.
Kok motocross? Kenapa bukan road race seperti yang dilakoninya ya?
Baca Juga : Ini Arti Bendera yang Dikibarkan Saat Balapan MotoGP Berlangsung
Ternyata, menurut Hendriansyah balap motocross ini penting banget sebagai pondasi lo.
Bahkan sebelum memulai karirnya di road race, Hendriansyah juga mengawalinya lewat balap motocross, tepatnya di tahun 1993 sampai 1997.
"Soalnya dari faktor skill dulu deh, motocross itu lebih sulit dibanding road race," kata Hendriansyah saat ditemui GridOto.com di Yogyakarta.
"Rintangannya jauh, bisa dilihat dari lintasannya lah, road race kan aspal sedangkan motocross setiap lapnya bisa beda karakternya karena dari tanah," imbuhnya.
Baca Juga : Tolak Tawaran Posisi Baru, Bos Honda Sindir Kepergian Dani Pedrosa ke KTM
"Selain itu dari segi fisik juga, di motocross itu lebih terasa ekstra berat lo," paparnya.
Kembali menurut Hendriansyah, selama ini motocross memang jadi dasar yang umum dilakoni pembalap top.
Feeling dan kekuatan fisik dari motocross itulah yang jadi kunci agar pembalap bisa handal di jenis balapan lain.
Bahkan Hendriansyah blak-blakan kalau pembalap road race itu gampang buat dibentuk sob.
"Gampang menciptakan pembalap road race, itu mudah, yang susah adalah menciptakan pembalap motocross berprestasi," umbarnya.
"Karena road race itu ya cuma gitu aja, katakanlah fisik lagi enggak gitu prima masih bisa, tapi motocross enggak akan bisa," jelasnya.
Meski begitu, untuk putranya Hendriansyah mengaku tetap ingin mengarahkannya ke road race.
"Mungkin sekitar dua tahun lagi lah," katanya.
"Soalnya masa depan di road race menurut saya lebih bagus, karena lebih ada perjenjangannya," aku pembalap yang saat ini punya bisnis apparel dan racing kit di Yogyakarta ini.
Penulis | : | Niko Fiandri |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR